Sunday 18 July 2010

Impian Dari Jalanan


Impian dari Jalanan


By: Oby

Lampu merahhh…
Pekik seorang anak di sudut toko yang sedang duduk beralaskan selembar Koran, sebut saja namanya Abi. Ia berlari berlomba bersama temen-temennya yang seprofesi dengannya sebagai pengamen jalanan yang berbekal kayu berukuran panjang dua belas centi meter, lima tutup botol yang dipipihkan, dilobangi sebuah paku yang menancap pada kayu tadi, sebut saja “kecrek jalanan”.
Abi dengan baju lusuh, sandal ceplek dua toko, kanan warna biru, kiri warna merah, menghampiri pemakai jalur Otista, sebuah mobil sedan hitam yang bertuliskan BMW di kap depannya, Abi mengangkat tangan sambil berucap “misi Om…” Abi langsung memainkan kecrek dengan lihainya sambil lantunkan sebuah lagu, "baru sekarang oh aku rasakan tak punya bapak rasanya kesepian..." usai melantunkan lagu, tangan kecil seukuran tangan Abi menjulur dari sebuah pintu belakang mobil sambil memegang lima uang logam bertuliskan seratus Rupiah, Abi menyodorkan tangan dan mengambil uang itu. Ketika ia lihat, ternyata dia seorang siswi berseragam putih merah.
“Terima kasih…”sambil melemparkan senyum abi menatap anak kecil itu.
“Sama-sama” jawabnya.
Lampu berganti warna menandakan mereka harus kembali ke basecamp mereka. Abi pun berlari menghampiri ibunya yang sedang menunggu di pinggir jalan Otista itu…
“Bu…Bu…liat Abi dapat uang ni” sahut Abi dengan riangnya, diberikannya lima uang logam recehan itu sembari berbisik ke telinga kanan ibunya.
“Bu, ini buat Abi sekolah nanti, ya " bisik Abi.
Ucapan itu langsung menyentuh kalbu Ibunya. Matanya berbinar bak batu kristal terkena sinar tak kuasa menahan, akhirnya linangan air mata kasih sayang menyentuh bumi. Abi didekapnya, sambil disun, ibunya berucap, “kamu pasti sekolah nak!"
Abi kembali bercengkrama bersama temen-temennya yang sedang menikmati pisang goreng yang mereka dapatkan dari hasil mengamen tadi.
“Kemanain tuh uang Bi ?” tanya Anto, temen Abi.
“Aku berikan pada ibuku untuk disimpan buat sekolah” jawabnya lurus.
Uhuk..uhuk, Andi tersedak mendengar jawaban Abi, sambil berkata “Apa Bi, tuh uang buat sekolah?!”
”Ah, Abi ada-ada aja, mana mungkin kita bisa sekolah, mahal Bi, mahal.. “ sahut Ano yang lebih tua dari yang lain.
Lampu merahhh…
Pekik Ara temen perempuan Abi satu-satunya, mereka kembali berlari berlomba menghampiri pengguna jalur Otista, seperti biasa Abi mengangkat tangan sambil berucap “misi Om…” baru saja mau membenturkan kecrek ketangan kirinya Om itu sudah mengulurkan tangan dengan memegang selembar uang kertas bertuliskan seribu rupiah.
“Terimakasih Om” sahut Abi.
“Ati-ati ya!” Om itu berpesan.
Abi menganggukkan kepala lalu berlari menghampiri ibunya untuk memberikan uang itu dengan wajah riang. Ibunya menyambut.
“Ini uangnya Bu…” sapa Abi.
Ia pun kembali berkumpul bersama temen-temennya.
“Abiii...!” ibunya memanggil.
“Iya Buuu, ada apa?” sahut Abi sambil berlari memegang kecrek kesayangannya .
Ibunya berisyarat dengan menyuapkan tangan ke mulutnya.
“Iya, Abi cuci tangan dulu” jawabnya sambil berlari ke sebuah gang yang di sana ada sebuah mushola yang di kelola Ust. Adin.
“Assalaamu'alaikum pak Ustadz” sapa Abi.
“Wa'alaikum salam warahmatullahi wabarokatuh” jawab Ustadz Adin. “Ikut cuci tangan...” pinta Abi.
“Silahkan Bi” jawab Ustadz. Adin.
“Terima kasih Pak Ustadz...” ucapnya sambil berlari menghampiri ibunya yang sudah menunggu di pinggir jalan Otista itu. Ibunya menggelar sebuah kain sarung lusuh lalu mengeluarkan satu bungkus nasi dan air satu plastik kecil dari kantong plastik hitam lalu diletakannya persis di tengah sarung itu, Abi berlari dengan cepatnya bak harimau memburu mangsanya.
“Pelan-pelan Bi, nanti jatuh” pesan ibunya. Hah...heh...hoh...! nafas Abi tak teratur sambil mengambil satu bungkus nasi yang disediakan ibunya.
“Kok cuma satu bungkus Bu” Tanya Abi.
“Ibu sudah makan, nak” jawabnya. Padahal tak sesuap nasipun masuk ke mulut ibunya demi penghematan supaya anaknya bisa sekolah, dibukanya karet yang mengikat bungkus itu, setumpuk nasi dengan oreg tempe dan sambal goreng kesukaan Abi membuat selera makannya naik. Abi langsung melahap nasi, karena laparnya dia lupa baca do'a.
“Abiii...kalo makan berdo'a dulu” pinta ibunya.
“Oh iya lupa...Bismillahhirrahmaanirrahiem Allahumma Barik lana fi ma razaktana waqina adzabannar. Do'a ini yang diajarkan pak Ustadz Adin, Bu” jawab Abi.
Matahari membenamkan wujud menandakan berakhirnya siang, hadirnya awal malam, itu semua menandakan temen-temen Abi harus kembali ke tempat peristirahatan mereka.
“Abi, kita pulang dulu ya” sahut Ara.
“Besok kita berlomba lagi” sambung Andi.
“Iya, hati-hati ya” jawab Abi.
Mereka berjalan berduyun sambil menghitung uang recehan hasil mengamen mereka siang tadi.
“Kamu dapat berapa Ara?” Tanya Andi.
“Lumayan deh… buat bisa makan malam ini.”
“Ano, kamu buat apa itu uang?” Tanya Ara.
“Buat isi perut dan yang pasti aku akan simpan sebagian karena aku juga sebenarnya punya harapan ingin sekolah kayak mereka yang seumuran dengan kita” jawab Ano.
“Kalian pun harus menyisihkan uang itu ya” pinta Anto.
Mereka berpelukan.
“Iya, Ara juga pengen sekolah Kak Anto” sambil merajuk.
“Iya, kita semua pasti bisa sekolah” jawab Anto tenang.
Mereka menuju sebuah gang yang persis di ujung gang itu, mereka tinggal dekat tempat pembuangan sampah.
Ibunya menggelar dua lembar kardus, meletakan gundukan plastik yang di bungkus kain menjadi bantal bagi mereka.
“Ayo Bi, tidur!” pinta ibunya.
Abi membaringkan tubuh lelahnya di atas kardus itu berbantalkan gundukan plastik tadi, lalu ibunya menyelimutinya dengan sarung lusuh yang jadi alas makan siang tadi sambil berkata, ”Mimpi indah ya nak!”. Persis di depan sebuah toko pinggir jalan Otista itu mereka tertidur melawan dingin angin malam. Suara deru mesin mobil semakin jarang terdengar di jalur itu. Mereka tertidur dengan pulasnya bagai tidur diatas kasur springbed milik orang-orang kaya sana.
“Allaahu akbar, Allaahu akbar...” kumandang Adzan subuh dari Mushola Ustadz Adin.
“Abi, bangun! Sudah Adzan”pinta ibunya.
Abi bangun dengan muka tersenyum.
“Ada apa Bi, kok senyum-senyum?”, tanya ibunya.
“Nanti Abi ceritakan sehabis mengaji ya bu”.
Abi berselendangkan sarung bergegas menuju mushola yang ada di sebuah gang itu, Abi berwudlu lalu memasuki mushola itu. Terlihat Ustadz Adin sudah tertunduk berdo'a sambil menunggu jama'ah untuk shalat berjama'ah.
“Assalaamu'alaikum”Suara kecil itu menelisik telinga Ustadz Adin.
“Wa'alaikumussalaam warahmatullahi wa barokatuh”, jawab Ustadz Adin. “ehhh Abi ayo Bi, sini!” Ustadz Adin memakaikan sarung di tubuh Abi, karena Abi belum bisa memakai sarung sendiri.
“Terima kasih pak Ustadz”.
Satu persatu jama'ah berdatangan ke mushola. Sementara jam menunjukan pukul lima lebih lima belas menit, waktunya iqomat… Allahuakbar Asyhaduallaa ilaaha illallah...Ustad Adin maju menjadi imam, selesai shalat Abi dan anak warga di sana belajar mengaji kepada Ustadz Adin.
”Robbi Zidni 'Ilman warzukni Fahman”, gemuruh do'a sebelum belajar. Sekitar setengah jam lamanya Abi belajar mengaji. Setelah mengaji Abi pamit pada Ustadz Adin, sambil mencium tangan Abi berucap,
”Assalaamu'alaikum pak Ustadz”,
“Wa'alaikumussalaam warahmatullahi wabarakatuh”. Abi berlari menuju ibunya yang sudah duluan pulang, Abi tersenyum mendekati ibunya.
”Bu, Abi semalam mimpi, abi memakai baju putih bercelanakan merah berselendangkan tas berjalan menuju sekolah bersama Anto, Andi, dan Ara”, cerita Abi.
Ibunya tersenyum.
“Mimpimu pasti akan terwujud”jawab ibunya.
Matahari semakin meninggi menandakan Abi harus kembali melakukan aktifitasnya sebagai pengamen jalanan.
Mimpi itu masih ada di benak Abi…
Catatan…
Perlu kita tahu bukan hanya Abi yang punya harapan sekolah, bukan hanya pengamen kecil di jalan otista itu yang punya mimpi bisa sekolah, bukan hanya di Bandung, bukan hanya satu dua, bahkan ratusan dan ribuan pengamen yang berharap bisa mengenyam pendidikan itu.
Ini adalah satu sisi dari ribuan sisi yang menyebabkan negeri kita tercinta terbelakang.

wahai Pejabat, mereka itu adalah rakyatmu yang butuh perhatianmu.


Puasa Ramadhan dalam Tafsir

Puasa Ramadhan dalam Tafsir


Oleh : obi

“ Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”

Dari Ibnu Umar Rasulullah Saw. bersabda : “ Islam itu dibangun dengan lima perkara ; pertama : syahadat yaitu mengucapkan Laa ilaaha illallah dan sesungguhnya Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa dibulan Ramadhan, dan Haji”.

Ash-Shaum secara Bahasa :
Kata “Ash-Shaum” ( puasa ) secara bahasa diartikan dengan “ al Imsâk” ( Menahan ) wa at Tarku lahu (meninggalkan karena puasa ), dan dikatakan bahwa diam juga dikatakan Shaum, karena menahan dari bicara, sebagaimana yang terkandung dalam firman Allah Swt. :

“Sesungguhnya Aku Telah bernazar berpuasa untuk Tuhan yang Maha pemurah, Maka Aku tidak akan berbicara dengan seorang manusiapun pada hari ini ”.
Dari makna shaum secara bahasa tersebut kita mengetahui bahwa puasa itu bukan hanya menahan makan, minum, atau bersenggama mulai dari terbit fajar sampai terbenam matahari, tapi harus di pahami bahwa setiap anggota tubuh kita harus bisa merealisasikan kata al imsâk tersebut dalam aktifitas sehari-hari, seperti menahan mata agar tidak memandang yang dilarang, menjaga telinga agar tidak mendengar yang jelek, menahan lisan agar tidak berbicara dusta atau kotor, menahan tangan agar tidak mengambil yang bukan miliknya atau menyakiti, menahan kaki agar tidak melangkah pada tempat kemaksiatan. Dari sana maka makna shaum akan menjadi lebih sempurna dan akan lebih bermakna sehingga dapat memberikan perubahan pada aktifitas pasca puasa bulan Ramadhan, dan dengan begitu orang yang berpuasa akan meraih tujuan dari puasa, yaitu menjadi orang yang bertakwa. “ Ya Allah jadikanlah kami orang-orang yang bertakwa dengan puasa Ramadhan”

Ash-Shaum secara Istilah :

الإِمْسَاكُ عَنِ الْمُفْطِرَاتِ مِنْ طُلُوْعِ الْفَجْرِ إِلَى غُرُوْبِ الشَّمْسِ مَعَ نِيَّةِ التَّعَبُّدِ لِلَّهِ تَعَالَى .
Shaum secara istilah : “ Menahan dari setiap yang membatalkan ( puasa ) dari terbit fajar sampai terbenam matahari dengan niat ibadah karena Allah Swt.
Hukum Puasa Ramadhan :
قَوْلُهُ تَعَالَى : ( كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ ) فَالْكَلِمَة ( كُتِبَ ) مَعْنَاهُ فُرِِضَ وَ أَثْبَتَ

Kalimat ( كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ ) yaitu pada permulaan Islam puasa tiga hari pada setiap bulan dan yaum ‘Asyura. Puasa Ramadhan diwajibkan kepada kaum muslimin pada tahun kedua Hijrah.
Pertama : firman Allah Swt. : ( Kutiba ‘Alaikumu Ash Shiyâmu ) disana ada kalimat ( Kutiba ) yang maknanya adalah ( Furidha dan Astbata ) artinya yang diwajibkan dan yang ditetapkan.
Kedua : bersumber dengan hadist yang telah disebutkan diatas, dan masih banyak hadits lainnya yang menjelaskan diwajibkannya puasa Ramadhan.
Menelisik penamaan Ramadhan
Al Baghawi mengatakan : bahwa penamaan Ramadhan yang benar adalah nama salah satu bulan yang diambil dari kata ar Romdhô`u yaitu batu yang merah karena panas, karena pada saat itu mereka berpuasa pada musim panas yang dimana panasnya amat terik, pada saat itu kalangan arab menamakan bulan ini dengan Ramadhan karena pada kondisi musim panas yang sangat terik.
Dan dikatakan bahwa dinamakan bulan Ramadhan karena pada bulan tersebut dileburkannya dosa atau dibakarnya dosa.
Apakah Puasa diwajibkan pada umat sebelum Nabi Muhammad Saw.? :
( كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ )
Tasybih (Perumpamaan) yang terkandunga dalam ayat diatas kembali kepada kewajiban puasa, yaitu : Bahwa ibadah puasa telah diwajibkan kepada umat yang lalu, akantetapi dengan kaifiyah yang tidak diketahui kecuali oleh Allah. Dan Ibnu Abbas mengatakan makna kalimat ( alladzina min qablikum) termasuk kaum yahudi.
Lafadz (كَمَا) dalam ayat diatas dalam Tafsir al Kabir disebutkan ada tiga pendapat yang menjelaskannya:
Pertama ; Az Zujâj mengatakan bahwa lafadz tersebut dalam kedudukan nashab sebagai mashdar yaitu :
فُرِضَ عَلَيْكُمْ فَرْضًا كَالَّذِي فُرِضَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ

Kedua : Ibnu al Anbari mengatakan boleh kata (كَمَا) itu dalam kedudukan nashab sebagai hâl dari (الصِّيَام) :
( كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ مُشَبِّهًا وَ مُمَثِّلاً بِمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ )
Ketiga : lafadz (كَمَا) adalah sifat dari mashdar yang dibuang :
( كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كِتَابَةً كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ )
adapun faedah dari pada lafadz tasybih (perumpamaan) dalam Tafsir al Wasith lil Quran al Karim menyebutkan ada tiga faedah :
Pertama, bahwa kita dituntut senantiasa untuk menjadikan pentingnya ibadah puasa ini, dan meyakini bahwa ibadah ini sudah diwajibkan kepada kaum sebelum kita, dan sebagai ittiba’ kita kepada Nabi Saw. dan para Rasul yang menyeru kepada ke-Esaan Allah Swt.
Kedua, memberikan motivasi tashil (kemudahan) kepada kaum muslimin untuk melaksanakan ibadah puasa ini, karena Sesuatu yang sulit akan menjadi keringanan kepada manusia ketika dia mengetahui bahwa orang yang sebelumnyapun bisa melaksanakan ibadah tersebut.
Ketiga, lafadz tasybih tersebut memberikan kekuatan dan perhatian untuk bangkit dengan melakukan ibadah puasa ini, sehingga tidak melaksanakannya dengan biasa-biasa saja atau malahan penuh dengan kekurangan dalam melaksanakannya, akan tetapi dia harus melakukannya dengan semaksimal mungkin dan diharapkan bisa lebih baik dari umat islam sebelumnya.

Hikmah diwajibkan Puasa :
Ketika kita membaca surat al Baqarah ayat 183, maka kita akan mengetahui hikmah yang terkandung dibalik kewajiban puasa, sebagai berikut ;
(لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ)
Lafadz (لَعَلَّ) bagian lafadz tarajji (pengharapan) yang bisa diraih, dan lafadz (tattaqŭn) dikatakan maknanya adalah : Tadh’afŭn, karena sesungguhnya ketika makanan dan minuman yang masuk kedalam tubuh kita dalam kadar sedikit, maka itu akan memperkecil kadar syahwat, dan ketika kadar syahwat keciil, akan semakin memperkecil peluang melakukan maksiat, atau bisa disebutkan bahwa puasa dapat menjadi pelindung untuk tidak melakukan maksiat.
Pertama : dengan puasa akan melahirkan insan yang bertakwa dan hamba yang taat beribadah kepada Allah. Sebagaimana kita ketahui bahwa takwa itu secara istilah:
التَّقَرُّبُ إِلَى اللَّهِ بِامْتِثَالِ أَوَامِرِهِ وَ اجْتِنَابِ نَوَاهِيْهِ
“ Mendekatkan diri kepada dengan melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya”.

Dari tujuan diwajibkannya puasa yaitu kita dapat meyakini bahwa orang yang berpuasa akan senantiasa melaksanakan yang diwajibkan dan akan pula menjauhi dari yang dilarang, orang puasa tidak boleh berdusta, tidak boleh mencuri, tidak akan membunuh, dan lain sebagainya, karena orang yang berpuasa diwajibkan untuk menahan dari yang dihalalkan apalagi telah diharamkan. Dari sana kita dapat memberi satu kesimpulan bahwa puasa dapat mencegah dari tindakan kriminalitas, karena sebagaimana kita ketahui bahwa orang yang berpuasa ketika ada orang yang menghinanya atau ada yang berbuat jahat kepadanya, maka sunah nabi menganjurkannya untuk mengatakan bahwa saya sedang puasa.
Kedua : Puasa dapat membentuk pribadi social dan meningkatkan kepekaan kita terhadap sesama, betapa tidak bahwa setiap orang yang berpuasa pasti merasakan rasa lapar dan dahaga, dari sana akan lahir perasaan dan akan berpikir akan kehidupan orang yang hidup dibawah garis kemiskinan, yang dimana mereka sering merasakan lapar dan dahaga, maka dengan puasa rasa kepekaan sosial itu akan tumbuh dan akan senantiasa mengulurkan tangan kepada orang yang membutuhkan.
Ketiga : Puasa dapat membentuk pribadi mandiri yang sehat dimana puasa mengajarkan kepada kita untuk mengatur aktifitas yang akan dilakukan, dimana kita dianjurkan bangun malam untuk makan sahur, disambung dengan melakukan shalat Subuh berjama’ah, disalnjutkan dengan pergi ke kantor bagi para pegawai kantoran, pergi kekuliah bagi mahasiswa, sampai akhirnya mereka berbuka Puasa, seperti itulah orang yang puasa akan bisa mengatur setiap aktifitasnya.
Keempat : Puasa akan melahirkan insan yang kaya lahir bathin, kaya secara lahir dapat dipahami bahwa puasa mengajarkan untuk tidak israf (berlebihan) darisana orang yang berpuasa akan mengatur keuangannya, sehingga dia akan berusaha untuk bersikap hemat dalam kehidupannya, kaya bathin dapat dipahami bahwa puasa adalah akan melahirkan insan yang takwa, sebagaimana kita ketahui bahwa takwa adalah sebaik-baiknya bekal yang dimiliki seorang muslim.
Perlu diketahui bahwa ibadah merupakan gizi yang sangat penting bagi rohani kita, karena dengan ibadah kita akan semakin dekat dan memahami apa yang diperintahkan Allah Swt. kepada manusia dan makhluk lainnya sebagai hamba di muka bumi ini. janji Allah termaktub dalam wahyu-Nya bahwa orang yang beriman dan senantiasa berdzikir kepada Allah Swt. akan merasakan ketentraman hati.
“. (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, Hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.”
Dari pembacaan diatas, maka mari kita tingkatkan kualitas dan kuantitas amalan dibulan Ramadhan kali ini, sehingga kita menjadi orang-orang yang dijanjikan-Nya yaitu orang-orang yang bertakwa, orang yang akan masuk surga melalui pintu khusus bagi orang-orang yang berpuasa yaitu pintu ar Rayyân, orang yang akan mendapatkan kebahagiaan yang paling utama yaitu pertemuan dengan Tuhan-Nya. Semoga kita termasuk orang-orang yang mendapatkan kebahagiaan tersebut. Amin ya Rabbal ‘Alamin.

al-Faqier ilallah.
Pipih Imron Nurtsani

Ramadhan day in Majalengka


Ramadhan day in Majalengka


By : Alengka


Sahur…sahur…sahur…sahur

Terdengar jelas sahutan itu dari gabungan anak muda yang senantiasa setiap malam berkeliling untuk membangunkan penduduk supaya bisa melaksanakan sahur, walaupun memang penduduk sudah bisa bangun untuk melaksanakan sahur bersama keluarga mereka, tapi mungkin karena ada sebagian keluarga yang lelah setelah bekerja membutuhkan boleh dibilang alarm untuk membangunkan mereka, al hasil gabungan anak pemuda adalah sebagai solusi bagi masyarakat dan itu membuat mereka menjadi semakin smangat karena anak muda senang berkumpul tapi bukan untuk yang gak baik, malah itu di perlukan oleh penduduk setempat, yang pasti itu membuat mereka merasa bangga karena bisa berguna bagi penduduk setempat.

Sahur…sahur…sahur…sahur

Sahutan itu kini mengitari kawasan asrama “ al Ghifari “ tempat dimana tinggal santri tingkat Mu’allimien PPI 92 Majalengka, sahutan itu membangunkan temen-temen yang tertidur pulas, mereka langsung menuju ke kamar mandi untuk mencuci muka, ada yang langsung menuju ke tempat makan tanpa setetes air pun menyentuh kulit wajahnya alasannnya dingin padahal males aja namanya orang males dasar bejo…bejo…sahut Nana... ah kamu ne agian nanti kehabisan menu sahur kita kalo sudah gak kebagian ngerutu lagi lo balas Bejo…si Obi mana udah duluan dia sama ibenk, Agnan wah…gak jelas ne masa ninggalin kita see… dasar ga solider euy, masa mereka ninggalin, ahh lo aja yang kelamaan bangunnya dasar lo kebluk see… balas Nana…udah ah buruan, kesel Bejo…mereka berdua berjalan menyusuri jalan yang lumayan masih gelap karena hanya lampu-lampu yang berkekuatan kecil yang menerangi ruas jalan yang kecil pula mungkin pengiritan kali ya…hati-hati lo bejo ntar jatuh lagi …ayo cepet…ah jangan banyak bicara…tok tok tok…assalaamu’alaikum Maak…teriak Bejo, iya masuk aja ga di kunci ko Gus jawab ma ke Bejo karena Bejo namanya emang agus Cuma kita-kita aja yang memanggilnya Bejo karena Agus pas banget dapat panggilan Bejo…(beneran Jomlo) abisnya kisah romantika nya slalu patah see…Bi,Benk,Nan ah lo nee teganya ninggalin kita ya Nana.. sambil cemberut mata bintit wahhh pokoknya ga jelas deh mukannya si Bejo…bukannya gue ninggalin loe…tapi mata lo tuh penuh lem kali, masa di bangunin berapa kali gak gerak sedikitpun see mimpi apaan see atau emang itu sudah jadi bakat lo ya Jo, balas ibenk, salah sendiri kan jangan salahin orang hehehe…eh maak ada jengkol ga…ohok..ohok anjritt dasar lo mau sahur pake makan jengkol segala dasar…lo sadar pa masih ngigau nee, heh…Jo ga nyari apa lidah lo klo gak makan jengkol, ahh…buat gue jengkol is the best. Is the best see… is the best tapi Jo harus lihat kondisi donk masa nanti siang-siang orang pas lagi lelah,lapar,haus harus menghirup bau bukan tak sedap lagi mungkin orang gak ada yang mau deket sama lo atau malahan bisa pingsan kalau menghirup aroma dari mulut lo, trus kalo lo sudah kencing kan baunya pasti minta ampun Jo, ahh…yang penting gue happy santai aja lagi benk…coba bayangin klo sudah makan jengkol kan merokopun pasti terasa nikmatnya bener ga Na…sela Bejo kepada Ibenk, apalagi di barengin coffe mocca cinonya si Obi A mild nya si Agnan kan lebih terasa nikmatnya loh…alahh… kalo masalah roko jangan di jadikan alasan makan jengkol walaupun enggak lo tetep aja nikmat, malahan minum coffe aja lo kaya orang yang haus dasar lo BeJo. Sudah ah cepetan lo jo makan sahurnya tinggal dua puluh menit lagi adzan Shubuh nee. lo gue kasih jatah sepuluh menit buat makan kita tunggu ne, pinta Ibenk klo lebih gue tinggalin soalnya kita biasa mau di loteng lagi nee sambil melihat bintang gemintang yang berkilauan menemani kita dalam dingin udara menjelang shubuh, Ok deh…jawab Bejo emang Bejo kalo sudah masalah makan bisa di pinta waktunya, tiga menitpun dia pasti sudah beres kayanya kalo di suruh ngabisin asal telen aja dari pada di tinggalin kumpul bareng merasakan coffe mocca cino plus A mild…sambil belepotan bejo melahap makan sahurnya walau sedikit kurang srek bagi bejo karena ga ada jengkol. Nana santai aja walau santai Nana suapannya bisa di perbesar sama aja waktunya sama si Bejo. Alhamdulillah…Bejo mengahiri kunyahannya minum dulu lo… pinta Ibenk, sudah kan kita bakal minum coffee si obi ga mau ah tuh kan lo curang see pasti lo yang bakalan ngabisin coffeenya minum…minum…paksa Ibenk, iya..iya… gue minum nee…ayo ah Nan,Bi,Na ajak bejo sambil membawa termos yang berisi air panas, maak termosnya di bawa nee pinta Bejo, iyaa nanti siang bawa lagi jangan lupa ya Gus. Iya seperti biasa Nana yang nganterin hehehe Bejo sambil enaknya ketawa iya..iya..nanti gue yang nganterin ayo ah…takutnya kenikmatan coffee sama A mildnya berkurang, kami pun kembali berjalan menelusuri ruas jalan kecil yang di terangi lampu berkekuatan 10 watt yang pasti itu sudah membuat kami bisa berjalan tanpa harus terperosok ke kali kecil. Akhirnya sampai juga ke asrama tercinta ayo ah langsung ke loteng dimana tempat menjemur pakaian santri lumayan luas, sehingga itu membuat kami nyaman langit yang berbintang gemintang berkialauan, udara shubuh yang dingin di hangatkan oleh coffee di barengi A Mild nya ahh, buruan Jo ah jangan berpuitis aja lo, cepetan nee ntar adzan lagi, iya..iya.. ah elo Benk gak boleh aja orang bahagia, kesel bejo sambil menuangkan air panas kedalam gelas, Nana sudah siap dengan sendok untuk mengaduknya biar gulanya cepet larut, Agnan sambil membuka satu bungkus A Mild itu smua membuat Bejo yang kesel kembali tersenyum dasar lo Jo mata A mild an, hehehe biarin lo juga kaya gitu kan hehehe,,,sudah ah. ayo kita mulai nikmatin coffee hangat dengan A mild nya sambil mengambil satu persatu si Bejo malah langsung mengambil dua batang tuh kan lo Jo yang jelas mata a mild an mah, orang ngambil satu loe dua, gue itu biar ga perlu repot ngambil lagi jawab Bejo ah lo bisa aja…detik demi detik menit demi menit tak terasa membawa kami dalam kenikmatan coffee hangat dengan A mild…

Allahu Akbar Allahu Akbar…terdengar adzan Ali yang masyhur dengan panggilan Haji goni, dia seorang DKM di mesjid jadi kewajiban dia untuk adzan dan bersih-bersih di mesjid itu biasanya kita suka numpang disana klo Ali lagi keluar walau sempit tapi bisa kamu membuat nyaman untuk qailulah.

Alhamdulillah memang nikmat coffee mocca cino plus A mild hayo ah kita wudhu trus ke Mesjid tuk shalat shubuh berjama’ah trus dengerin kultum nya Abah Rosyadi terlihat anak-anak Sekolah Dasar memakai sarung, berpeci hitam sambil membawa buku yang diberikan sekolah untuk di isi dengan ceramah-ceramah yang di adakan di Mesjid-mesjid terlihat Dodi,,,Rian…dan kawan-kawannya menuju mesjid walaupun masih kecil mereka sudah giat shalat berjama’ah, majulah Abah ke depan untuk mengimami shalat, setelah shalat shubuh selesai langsung Ali menyalakan mic dengan suara kedalam dan keluar mesjid. Anak-anak dengan semangatnya membuka bukunya sambil menulis kata demi kata yang disampaikan Abah Rosyadi dalam ceramahnya setelah selesai, anak-anak itu pada lari menuju Abah Rosyadi karena dalam buku itu harus tertera tanda tangan penceramah dan cap dari Mesjid dimana mereka mendengarkan ceramah itu. Abah so pasti sudah layak artis donk buat anak-anak Abah-abah saya dulu teriak Rian…dan kawan-kawannya sudah di kumpulkan aja ya, nanti tunggu satu persatu di panggil namanya biar tertib. Anak-anak kembali ke tempat duduknya masing-masing menunggu namanya di panggil. Rian… langsung Rian berlari dengan bahagianya asyik duluan sambil mengecup tangannya Abah dan mengucapkan Assalaamu’alaikum…

wa’alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh. Jawab Abah, satu persatu anak-anak itu di panggil hingga selesai. para santri ada yang kembali ke asrama ada yang tetap di mesjid sambil melantunkan ayat-ayat suci Al quran sambil menunggu terbitnya sang surya yang kan menyinari dan memberi kehangatan abadi, kami pun kembali ke asrama untuk mandi dan siap-siap untuk masuk kelas pagi dan kelas Ramadhan biasanya beda dengan hari-hari biasa, biasanya masuk jam tujuh pagi, kalo kelas Ramadhan jam delapan sampai jam dua belas, trus nanti ada ngaji ba’da shalat ‘Ashar.

Bi, Benk, Na, Nan Ayo ah kita ngabuburit ke alun-alun Majalengka ajak Bejo biasanya kan rame kalo di bulan ramadhan tua-muda putra-putri biasanya sambil berjalan di sore hari, sambil membeli minuman atau makanan untuk menemani mereka berbuka puasa, kami pun berjalan emang lo mau beli apaan kesana ya kita ngabuburit saja kalo ada uang ya kita beli donk kalo ga ya dapet buritnya aja hehehe..kami pun berjalan menuju alun-alun dengan berjalan kaki melintasi jalam siti Armilah, jalan Emen Slamet trus melewati sekolah PUI yang pasti kita akan melewati asrama putri anak-anak aliyah putri PUI Majalengka ah lo cewe mlulu aja nee. ga apa-apa donk kan gue jomlo jawab Bejo. Terlihat pemuda-pemuda berjalan sama menuju alun-alun dan mudi-mudi yang berjilbab pulang sehabis ikut pesantren kilat sambil istirahat dan ngabuburit juga, terlihat memang penuh dengan banyak orang yang sedang ngabuburit, terlihat satu keluarga yang sedang memapah anaknya yang masih kecil, lalu disana ketemu Chimot yang sedang berjualan susu murni KPBS, Chimot ini temen kami waktu di tsanawiyah tapi beliau pindah sekolah pas di mu’allimien. kami pun menghampirinya eh lo Mot, sapa Bejo, gimana Mot wahh kayanya jadi milioner ne Ramadhan kali ini, guyon bejo, ah loe Jo ada-ada aja yang pasti lumayanlah ada buat gue sekolah kan, sekitar lima belas menit di alun-alun majalengka, kita mau buka minum apa nee…wah kayanya es kelapa muda enak ne, sela Bejo tapi dimana Jo Tanya Nana ??? di GGM (Gelora Gelanggang Majalengka ) kan biasanya ada yang jualan es kelapa muda disana wahh…jauh donk Jo, males ah Jo jawab Bi, yah…elo Bi kan kita ngabuburitnya jalan kaki ya sudah pasti capeknya kan trus sehabis capek kan adzan trus minum es kelapa coba pasti nikmat kan mmhhh…iya juga see…trus deket ke asrama lagi kan, ya udah ayo lah nanti telat lagi kita keburu adzan maghrib, kami pun pergi meninggalkan alun-alun dengan menelusuri jalan utama kota Majalengka, yaitu jalan Agus Salim kita melintasi toserba Metro terlihat banyak pengunjung yang sedang membeli kebutuhan mereka, toserba Metro ini disampignya ada sekolah Aliyah putri PUI trus kita melintasi kawasan Tiong bi yang bersampingan dengan wihara, trus melintasi pasar balong, trus melintasi wartel Al-Islah miliknya kopontren Majalengka, trus melintasi SMA 1 dan SMP 3, dua sekolah ini favorit di Majalengka sehabis itu sampailah kita di GGM, tuh masih ada roda yang jualan es kelapa muda tunjuk Bejo, ayo ah…nanti takutnya kehabisan lagi kamipun menghampiri pedagang es kelapa itu dengan berjalan cepat, mang masih ada kan, tanya Bejo, masih ada, jawab pedagang itu, lima ya Mang di bungkus, sip. Ne mang uangnya Nana mengeluarkan uang lima ribu rupiah, karena giliran Nana yang traktir buat buka kali ini, makasih ya mang, ya sama-sama De. Kamipun berpaling meninggalkan GGM yang sudah terlihat sepi karena adzan maghrib akan berkumandang orang-orang sudah kembali kerumahnya masing-masing untuk berbuka bersama keluarga, kami karena anak rantauan jadi buka bersama kami bersama anak rantauan pula.

Allahu Akbar Allahu Akbar…terdengar suara Adzan Ali mengumandang ke langit yang sudah terlihat sedikit kelam karena sang surya sudah ghurub terlihat sisa-sisa sinarnya terlihat langit berbias warna ke emasan di ujung barat sana. Do’a-do’a kami dan kaum muslimin terpanjatkan saat berbuka puasa.

Kami pun langsung menuju mesjid dimana Ali mengumandangkan Adzannya, Bejo bilang Adzannya si Ali adzan ala mesir. Kami pun shalat maghrib berjama’ah, setelah shalat kami menuju rumah maak tempat dimana kami dan santri putra makan disana.

Assalaamu’alaikum Maak…

Wa’alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh, jawab maak iya Gus

Wah sudah ada kolak sama sayur sop ayam ne makan dulu atau kolak dulu ya ??? pusing Bejo, makan dulu lah Jo, jawab Ibenk,untuk kolak nanti kita barengi dengan A mild usul Ibenk, oh iya iya, ah lo Jo klo ngomong sama lo asal pake A mild setuju aja hehehe senyum Bejo ayo ah kita sudah lapar ne sehabis jalan ngabuburit jangan banyak komentar sip. Allaumma baarik lana fi maa razaqtana wa qina adzabannar.

Do’a bejo dengan lantangnya sambil memulai suapannya…Benk berdo’a dulu lo biar membawa berkah makan kita ne, ya iyalah sudah donk kamipun dengan lahapnya makan sop ayam.

Al hamdulillahirobbil’alamin....

Maak agus sayur sama krupuk dua plus kolek

Maak Ibenk sop sama goreng tempe dua plus kolek

Setelah kami menghitung, kami pun bergegas dengan satu gelas kolak pisang, seperti biasa kami naik ke atas loteng untuk menikmati kolak di barengi A mild sisa sahur itu. Alhamdulillah nikmatnya…sekitar setengah jam lamanya kami di atas loteng sana lalu terdengar lah Adzan Isya…

Allahu Akbar Allahu Akbar.

Wah bukan Haji Goni yang adzan, ya itu si Yandi orang jati tujuh temennya si Ali. Ayo ah kita bersiap-siap untuk shalat Isya dan shalat tarawih berjama’ah sekarang jadwal siapa yang jadi imam taraweh, kalo menurut jadwal Cahya…Cahya ya wahh ayo ah kita jangan ketinggalam suaranya yang lembut dalam membaca ayat suci al Quran setelah selesai berwudhu terlihat ibu-ibu bapak-bapak dan muda-mudi yang berjalan menuju mesjid, kami pun berjama’ah shalat Isya dan shalat Tarawih di imami oleh Cahya yang di kelas tiga dengan melantunkan ayat suci dengan nada lembutnya membawa kami dalam khusyu. Setelah selesai santriwan dan santriwati kembali keasrama dan muda-mudi kembali kerumahnya masing-masing di barengi ibu-bapak mereka, sebelum kami kembali ke asrama kami berbicang sejenak di teras mesjid. Mmmhhh… ramadhan ini begitu indah ya Benk, kenapa gitu Jo Tanya Ibenk ???

Kita bisa lihat para anak-anak SD mereka giat berjama’ah shalat shubuh.

Para pelajar SMP dan SMA mengikuti pesantren kilat dan so pasti mereka memakai jilbab.

Kita bisa menyaksikan saat-saat dimana biasanya kita terlelap dalam tidur kita bangun untuk sahur.

Dan kita bisa merasakan kedamaian itu iya kan.

Seandainya Ramadhan lebih lama…maka akan banyak tercipta pula keindahan dan kedamaian dalam hidup ini.


Allahumma Ballighna Ramadhan.